Pantaskah Pejabat/Elite Politik Ikut Demo ?

6 hari lagi jika tidak ada perubahan, maka secara resmi harga bahan bakar minyak(bbm) akan segera dinaikkan oleh pemerintah, walaupun rencanan ini banyak yang menentang dan mengkritik tetapi kemungkinan besar pemerintah pasti akan tetap menaikkan bahan kebutuhan primer tersebut. Tapi tidak seperti demo-demo yang biasa terjadi, kali ini penentangan untuk kenaikkan harga bbm sepertinya mencakup dari semua kalangan, mulai dari orang-orang yang biasa hoby demo, yaitu mahasiswa kini para pejabat dan elite politik pun ikut turun ke jalan untuk berdemo dan menyuarakan penolakan terhadap kenaikkan harga bbm.
Tetapi yang menarik adalah seperti wakil walikota Solo yang ikut turun bersama masyarakat dan berdemo bersama untuk menuntu pemerintah membatalkan kenaikkan bbm yang banyak membuat pengusaha-pengusaha kecil bisa jadi gulung tikar alias bangkrut.
Dan pertanyaannya adalah ? apakah pantas pejabat ataupun elit politik itu ikut berdemo bersama masyarakat ? mungkin menteri boleh saja mengancam untuk memecat para pejabat yang ikut turun berdemo walaupun pada hakikatnya pernyataan bapak menteri yang terhormat itu menjauhi dari paham demokrat yang sedang dicoba diterapkan di Indonesaia ini, tidak ada salahnya seorang pejabat untuk turun langsung kelapangan yang pertama karena demokrasi itu sejatinya adalah keputusan bersama dengan kata lain suara terbanyak yang disini diwakili orang-orang "sok" pintar di parlemen kita, dan kedua adalah pejabat itu juga bagian dari masyarakat jadi tidak ada hak untuk mengancam dengan pemecatan dari jabatan oleh karena keikutsertaan mereka untuk bergabung dengan demonstran lainnya.
Memang aneh para petinggi-petinggi negeri ini, bukan memajukan Indonesia tetapi memajukan perut mereka dengan uang "haram" yang mereka ambil dari hak-hak yang seharusnya milik rakyat.
Mungkin ini hanya dari sudut seorang mahasiswa seperti saya, tetapi kita yang punya pemikiran pasti bisa menilai yang mana baik atau pun tidak dari kasus diatas terutama mahasiswa yang sejatinya adalah harapan kedepan Indonesia, dan jika demo jangan sampai anarkis tetapi bukan bearti para pendemo tidak punya batas kesabaran bisa jadi peristiwa penurunan paksa pak Harto bisa terulang dimasa pak Beye, sekian pandangan dari kaca mata saya walaupun saya tidak pakai kacamata, merdeka ! salam blogger.

Manusia Dan Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan, kedua hal ini tentu tidak dapat dipisahkan karena tentu setiap manusia sejak lahir dan sampai akhir hayatnya berada dalam suatu lingkungan yang berbudaya, dan tiap daerah juga pasti punya budaya-budaya yang berbeda. Berbicara tentang budaya, Indonesia merupakan negara yang amat sangat kaya dengan budaya-nya, ini merupakan suatu kekayaan yang diwariskan kepada kita sebagai penerus bangsa ini yang sudah ada sejak dulu dan sebagai seorang penerus kita tentu bertugas untuk terus menjaga agar tidak punah atau di ambil oleh negara lain.
Manusia dan kebudayaan disini bisa di uraikan sebagai berikut:
  1. Manusia dan hakekat manusia: Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, karena kita mempunyai akal yang paling hebat di banding dengan mahkluk ciptaan Tuhan lainnya. Dan manusia juga mempunyai hakekatnya sebagai manusia misal saja, makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial, makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat. Jadi pada hakekatnya manusia itu menentukan sendiri apa yang ingin ia lakukan baik itu tindakan yang bermanfaat bagi orang lain atau pun tindakan yang dapat merugikan orang lain disitulah kelebihan manusia yang diberi oleh Tuhan.
  2. Kepribadian bangsa timur: Indonesia merupakan salah satu negara timur yang biasanya sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada di Indonesia. Namun di zaman sekarang yang semuanya mudah di dapat seperti informasi malah menjadikan Indonesia sangat mudah terpengaruhi budaya-budaya asing terutama budaya barat yang bisa saja membuat jati diri atau kepribadian timur menjadi luntur sedikit demi sedikit. Untuk itu ada baiknya kita mempelajari budaya asing tetapi jika kita merasa orang Indonesia, dan Indonesia itu sendiri merupakan bangsa timur jadi kita harus tetap menjaga budaya ketimuran itu tanpa menutup dari perubahan juga intinya harus menyaring mana yang baik dan buang yang tidak pantas.
  3. Unsur, wujud, dan orientasi kebudayaan: Unsur budaya sendiri adalah alat teknologi, system ekonomi, keluarga dan kekuatan politik(Melvine J. Herkovits), system norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan dan organisasi masyarakat( Bronislaw Malinowski) dan masih banyak lagi pendapat tentang unsur dari kebudayaan dan wujud dari kebudayaan itu sendiri adalah seperti kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia, kompleks aktivitas, dan wujud sebagai benda. Orientasi kebudayaan dibagi menjadi hakikat hidup manusia(tiap budaya berbeda secara ekstern), hakikat karya manusia(berbeda-beda untuk hidup, kedudukan, gerak hidup untuk berkarya), hakikat waktu manusia( berbeda dalam orientasi masa lampau atau masa kini), hakikat alam manusia(manusia mengekplotasi alam, harmonis dengan alam atau menyerah kepada alam), dan hakiakat hubungan manusia(mementingkan hubungan antar manusia baik vertical/horizontal, ada pula berpandangan individualis)
  4. Perubahan budaya dan kaitan manusia dengan budaya: Zaman sekarang seperti dunia tanpa batas, walaupun kita beda benua sekalipun tetap dapat saling berkomunikasi seperti telepon, atau bisa melalui jejaraing sosial untuk tetap berkomunikasi dan itu membuat perubahan juga seperti perubahan pada budaya yang secara tidak langsung bercampur dengan budaya asing karena mudahnya mendapat semua informasi melalui dunia maya jadi perubahan budaya pun secara tak langsung terjadi dan membuat manusia juga harus bisa menyesuaikan budaya dengan mengikuti perkembangan zaman tanpa menyampingkan budaya juga dan juga tanpa harus tetap kekeh tidak mengikuti zaman yang malah membuat pikiran tidak terbuka dan menerima perubahan. Namun yang perlu di ingat lagi perubahan yang baik saja yang mesti di pakai dan di terapkan karena tidak semua budaya asing cocok dengan budaya ketimuran terlebih Indonesia.
Jadi jangan takut untuk terus mengikuti perkembangan zaman dan jangan lupa juga kita punya kebudayaan asli Indonesia yang perlu untuk terus kita jaga dan jangan sampai kebudayaan itu hilang begitu saja baik karena diambil orang atau pun karena tidak ada lagi yang memakai kebudayaan itu karena kebudayaan itu juga adalah harga atau aset bagi Indonesia sendiri.

Referensi:
http://nie07independent.wordpress.com/hakikat-manusia/
http://mayangarmyta.wordpress.com/2010/10/31/kepribadian-bangsa-timur/
http://newarr.weebly.com/ibd-bab-2-manusia-dan-budaya.html

Pengertian, Tujuan dan Lingkup IBD

IBD(Ilmu Budaya Dasar), jika diartikan secara umum dari kata-katanya bisa disimpulkan bahwa, IBD adalah ilmu yang mempelajari tentang budaya atau kebudayaan dasar yang ada di lingkungan sekitar kita. Mulai dari permasalahan yang ada dalam budaya tersebut sampai dengan bagaimana cara untuk mengatasi dan terus menjaga budaya tersebut tentunya yang ada di Indonesia.
Menurut Prof.Dr. Harsya Bachtiar, ilmu dan pengetahuan dikelompokan dalam tiga kelompok besar yaitu ilmu-ilmu alamiah (natural science), ilmu-ilmu social (social science) dan pengetahuan budaya (the humanities). The humanities itu sendiri memiliki arti bidang pengetahuan budaya yang disusun untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Dan untuk apa IBD di pelajari dalam mata kuliah itu sendiri, karena IBD sendiri bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dengan kebudayaan. Dan bukan bertujuan untuk mendidik ahli-ahli dalam satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya tadi. IBD juga sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa, seperti memperluas wawasan pemikiran dan kemampuan kritikal terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun dirinya sendiri.
Ruang lingkup IBD sendiri sebenarnya ada di berbagai aspek kehidupan yang mengungkapkan masalah-masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities) lingkungan sekitar kita, seperti dalam hal berteman di sekitar kampus itu juga merupakan suatu budaya komunikasi antara sesama mahasiswa atau antar mahasiswa dan dosen.